Selasa, 29 September 2015

Laut Aral Bencana Ekologi Ulah Manusia


Laut Aral? kok laut ya sobat namanya? padahal ini adalah danau, bisa dikatakan salah satu dari 4 danau terbesar didunia mungkin saking besarnya nih makanya di juluki laut. so apasih dan dimana itu laut aral, laut aral adalah danau terbesar dimana letaknya berada di asia tengah diapit oleh khazastan dan uzbekistan 68,000 kilometer yang memiliki lebih dari 1500 pulau didalamnya.
sejak dahulu, selama berabad-abad manusia bertanam di pingir laut aral yangterbentuk sejak 5.5 juta tahun lalu, laut aral dijuluki sebagai oasisnya padang pasir dimana menjadi wilayah tersubur di uzbekistan bahkan asia tengah. sebagai muara dari dua sungai besar di Asia Tengah, yaitu Amudarya dan Syrdarya. Dua sungai tersebut merupakan urat nadi kehidupan dari 6 negara yang dilaluinya, yaitu Tajikistan, Kyrgyzstan, Afghanistan, Turkmenistan, Kazakhstan dan Uzbekistan. Sejak abad ke-8, Laut Aral terkenal sebagai Oasis di tengah gurun pasir tandus (yang kini menjadi bagian dari wilayah Uzbekistan dan Kazakhstan), sebagai tempat persinggahan serta lintasan Silk Road dari para pelancong maupun pedagang yang membawa sutera, teh dan porselin dari Cina untuk dipertukarkan barang dagangan lain dari India, Eropa dan Afrika.
  

"Diduga ini adalah kali pertamanya Laut Aral kering total selama 600 tahun, sejak pengeringan Abad Pertengahan terkait pengalihan aliran Amu Darya ke Laut Kaspia". Uni Soviet di bawah Joseph Stalin pada tahun 1930-an telah mulai membuat kanal untuk memanfaatkan air sungai Amudarya dan Syrdarya dimana mengubah padang pasir menjadi lahan pertanian terutama padi dan kapas. Pemimpin Uni Soviet berikutnya Nikita Krushchev memperbanyak sodetan aliran irigasi kedua sungai tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi kapas yang dijadikan produksi andalan ekspor dari wilayah ini. Eksploitasi air sungai secara besar-besaran melalui pembuatan kanal yang kurang kokoh, ditambah dengan penguapan air yang tinggi serta debit air hujan yang rendah telah mengurangi secara signifikan pasokan air ke Laut Aral. Lebar muara Sungai Amudarya yang dahulu mencapai 3 km kini tinggal sekitar 300 m.

Para perancang ekonomi Uni Soviet memang boleh bangga berhasil memperluas areal pertanian melalui pembangunan waduk-waduk/reservoir dan kanal-kanal irigasi dan juga meningkatkan hasil produksi pertanian terutama tanaman kapas, namun mereka sepertinya tidak mengantisipasi dan memperkirakan dampak dari eksploitasi air sungai yang berlebihan seperti penyusutan air Laut Aral yang kini telah mengubah lebih dari 80 persen dasar laut menjadi padang pasir luas. Sekarang, hampir setiap hari sekitar 200 ribu ton pasir debu Laut Aral yang mengandung garam dan pestisida diterbangkan angin hingga sejauh 300 km.


Mengeringnya Laut Aral ini berdampak hebat terhadap kerusakan lingkungan serta kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sekitarnya. Sumber air tanah serta udara dalam radius sampai 100 km yang terpolusi dengan kadar garam dan pestisida, telah menimbulkan berbagai penyakit seperti alergi, gatal-gatal, anemia, asma, gangguan pernapasan, kanker tenggorokan, tipes, tbc, hepatitis, lever, gagal ginjal, serangan jantung, dan penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, masih ditambah lagi dengan adanya virus menular yang mematikan dari penyakit pes, cacar dan anthrax – sebagai akibat digunakannya Pulau Vozrozhdenie (yang dahulu berada di tengah Laut Aral) sebagai tempat uji-coba senjata bilologi di tahun 1950-an oleh para ilmuwan militer Uni Soviet.

Dampak langsungnya di tahun 1980-an saja tercatat 20-25 orang rata-rat per 100 orang masuk rumah sakit dengan berbagai jenis penyakit dan angka kematian terus meningkat terutama kalangan anak-anak, wanita dan orang tua, tertinggi di antara wilayah bekas Uni Soviet. Dari 1000 bayi lahir, rata-rata 75 diantaranya meninggal, sementara 120 dari 10 ribu wanita yang melahirkan meninggal dunia. Kota Muynak yang dahulu menjadi kota pelabuhan dengan penghasilan utama ikan segar serta ikan kalengan, kini menjadi sebuah kota kecil yang paling menderita atas keringnya Laut Aral – bukan saja industri perikanannya bangkrut tetapi hasil pertanian maupun peternakan juga menurun drastis karena tanah dan udaranya terpolusi berat. Akibatnya kota kecil ini terus mengalami pertumbuhan penduduk negatif baik karena tingginya angka kematian maupun perpindahan penduduk ke tempat lain.


So sobat, dari kejadian laut aral ini kita harusnya bisa mencerna tiap tindakan yang akan kita lakukan, dimana setiap tindakan yang kita lakukan selalu memiliki efek. harusnya sebelumnya di kaji diteliti dilakukan riset atau apapun itu guna memperkirakan hal-hal kemungkinan yang akan terjadi bukan untuk setelah pembangunan kanal tersebut tapi pengkajian harus sampai hitungan tahun kedepannya.
meski sekarang banyak dilakukan proyek-proyek konservasi dan usaha mengembalikan laut aral, nampaknya seperti pepatah "penyesalan tidak datang di awal" dengan bantuan PBB dan bank dunia, beberapa upaya dilakukan, kazakhstan membangun dam untuk upaya terakhir menyelamatkan danau dan akhirnya air kembali meninggi 12 meter, kadar garam berkurang, dan ikan kembali bermunculan, konservasi ini meyelamatkan ekosistem ikan sehingga mampu mengembalikan ekonomi beberapa nelayan meskiun tidak secara keseluruhan, konsevasi ini cuma mampu melindungi air di laut aral yang berada di daerah kazakhstan berbeda kondisi yang berada di uzbekistan masih menjadi dasar danau yang berpadang pasir tandus dan sampai saat ini kondisi laut aral masih suram.

Tetapi wilayah yang pernah menjadi oasis di tengah gurun pasir Asia Tengah ini nampaknya segera akan menjadi daya tarik kembali setelah ditemukannya sumber gas alam dan minyak di padang pasir Laut Aral. Sejumlah sumber independen memperkirakan wilayah Karakalpakstan menyimpan sekitar 1,7 trilyun kubik gas alam serta 1,7 juta ton minyak. Sehubungan dengan itu pemerintah Uzbekistan telah mencanangkan Karakalpakstan sebagai wilayah prioritas bagi investasi pengembangan produksi gas dan minyak. Perusahaan migas Rusia terbesar, Lukoil telah menyampaikan minatnya untuk menanamkan investasi eksplorasi gas di wilayah Laut Aral. Setelah suram, terbitlah harapan. dari menyusutnya laut aral, kehancuran lingkungan dan ekonomi seperti peparah lagi nih "badai dayang bertubi-tubi sebelum pelangi muncul". semoga temuan baru ini mampu menumbuhkan harapan dan meningkatkan perekonomian bagi kehidupan orang-orang yang hidup di sekitar laut aral ini.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar