Selasa, 29 September 2015

PLANET KEHIDUPAN YANG MELETIH

Empat miliar tahun bumi membentuk diri, berpusing, memadat seinci demi seinci. Dengan sabar, rahimnya yang purba membangkitkan kehidupan dengan Rahmat Tuhan. Dari jasad bersel tunggal hingga menjadi manusia yang berkesadaran dan luar biasa pintar.

Bumi memang hidup tanpa kesadaran sampai manusia muncul dua juta tahun lalu. Pada masa yang amat panjang, manusia dengan damai menyusu sari pati kehidupan dari bumi.


Sampailah suatu ketika, belum lama, 200-an tahun lalu, manusia menemukan mesin. Bumi tak pernah sama lagi sejak itu, kehidupan berubah sangat cepat. Bumi tak pernah sama lagi sejak itu, kehidupan berubah sangat cepat. Bumi dicecap sebagai sumber kemakmuran, tapi meninggalkan lubang2 menganga aneka kerusakan. Keriuhan manusia seratus tahun belakangan ini mengubah dunia lebih dahsyat daripada masa ribuan tahun sebelumnya.


Tiba-tiba bumi jadi lahan yang gerah. Gunung2 es runtuh mencair. Garis pantai mendesak luas daratan. Cuaca berhumbalang tak beraturan. Kemarau kekeringan, hujan kebanjiran, sebenarnya manusia tahu bahwa ini salah mereka sendiri.


Bumi memang telah menjadi tempat yang amat ribut. Populasi manusia kian tak terkendali. Mungkin umat manusia sudah amat terlambat. Lingkungan makin tak kuasa menjadi daya dukung kehidupan.


"Bumi cukup untuk menghidupi seluruh umat manusia tapi tidak cukup untuk melayani keserakahan seorang manusia" itu kata Mahatma Gandhi, juga kata hati umat manusia.


Ungkapan selamat hari bumi pada 22 april, mungkin tak akan berarti apa-apa. Tanpa kita benar2 menyadari bahwa bumi layak dijaga, olek kita, kita semua.


Mari kita sadari, bumi adalah planet biru yang indah, yang diatasnya ada kehidupan2 kita semua, dan diseluruh jagat raya, kita belum menemukan planet yang serupa.

Save earth now !!

Ncha

Tidak ada komentar :

Posting Komentar